This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday 12 September 2013

9 cara menghidupkan api tanpa korek api

halo kawan semuaaaa... di yang satu ini kita akan membahas tenang api..
yang berikut ini akan sangat berguna bagi kita apa lagi bagi para petualang alam
 
Menyalakan api saat ini memang sangat mudah untuk dilakukan. Berbagai bentuk, macam, dan tipe korek api yang beredar di pasaran membuat kita bisa menyalakan api dalam hitungan detik. Tetapi kemudahan ini tidak bisa kita nikmati sebelum teknologi korek api ditemukan. Dahulu..perlu kerja keras, skill, dan upaya yang besar untuk menyalakan api, dan hari ini Men-id akan membahas 9 cara klasik dalam menyalakan api tanpa menggunakan korek api.
Kenapa skill ini penting untuk diketahui? Hmmm..kita tidak akan pernah tahu kapan kita dihadapkan pada situasi darurat..ketika kita butuh api dan kita tidak memiliki korek api. Mungkin ketika tersesat di hutan saat melakukan adventure di alam liar? Banyak hal bisa terjadi dan tidak ada salahnya untuk mengetahui salah satu skill klasik pria ini.

Menyalakan Api dengan Gesekan

Menyalakan api dengan gesekan adalah cara tertua dalam menyalakan api tanpa korek api. Ini bukanlah cara termudah, tetapi merupakan cara terpraktis yang bisa dilakukan ketika berada di alam liar.
Kunci keberhasilan menyalakan api dengan gesekan ini adalah jenis kayu yang digunakan sebagai poros dan alas. Cemara adalah salah satu jenis kayu yang bagus untuk menyalakan api dengan cara ini. Pastikan juga kayu yang anda gunakan berada dalam keadaan kering.
Ada beberapa metode untuk menyalakan api dengan gesekan kayu, antara lain:


1. Hand Drill

Metode ini adalah metode yang paling primitif diantara metode lainnya. Disini anda harus menyalakan api menggunakan kayu poros yang diputar dengan tangan kosong.

Pertama, siapkan berbagai bahan yang mudah terbakar..misalnya saja rumput kering, daun kering, dll.
Kedua, siapkan ranting kayu kering yang panjang sebagai poros, sebuah papan kayu sebagai alas, dan selembar daun sebagai tempat serbuk kayu yang terbakar.
Ketiga, pada papan kayu (alas)..buatlah titik yang besarnya kurang lebih sama dengan poros kayu, kemudian potong pada tepinya membentuk huruf V agar serbuk api bisa jatuh ke daun.


Keempat, letakkan daun tepat dibawah papan kayu (alas), kemudian mulai putar kayu poros dengan tangan hingga terbentuk api.
Kelima, ambil serbuk api yang tercipta dan letakkan di bahan mudah terbakar yang sudah anda siapkan. Tiup pelan-pelan hingga api membesar.



2. Fire Plough

Berbeda dengan hand drill, kayu poros di teknik Fire Plough tidak diputar. Dengan teknik ini, kayu digesekkan kedepan dan ke belakang hingga tercipta serbuk kayu yang terbakar.

Pertama, siapkan bahan yang mudah terbakar (rumput kering, daun kering, dsb)
Kedua, siapkan kayu ranting yang kering dan cukup panjang serta sebuah kayu sebagai alas.
Ketiga, buat lekukan panjang di kayu alas sebagai tempat gesekan sekaligus penampungan serbuk kayu yang terbakar.

Keempat, mulai gesekkan kayu poros dengan kayu alas hingga serbuk kayu yang terbakar mulai terkumpul.
Kelima, letakkan serbuk kayu yang terbakar di kumpulan daun atau rumput kering. Tiup hingga api membesar.




3. Bow Drill

Bow Drill sudah jauh lebih canggih daripada hand drill dan fire plough. Membuat api dengan bow drill juga menjadi lebih mudah. Hanya saja anda perlu membuat terlebih dahulu alat yang sedikit lebih kompleks, yaitu semacam busur untuk memutar kayu poros.

Proses pertama, kedua, dan ketiga sama persis dengan teknik hand drill maupun fire plough. Anda harus menyiapkan sebuah ranting kayu kering untuk poros, sebuah papan kayu untuk alas, serta sebuah kayu sebagai pemegang poros. Jangan lupa juga sekumpulan rumput atau daun kering dan selembar daun untuk mengumpulkan serbuk kayu yang terbakar.
Setelah itu anda perlu membuat busurnya terlebih dahulu. Untuk membuat busur ini, anda sebaiknya memilih ranting yang segar, dan bukan ranting kering. Kulit ranting kayu tersebut bisa anda jadikan tali busur, dan rantingnya dijadikan busurnya.
Setelah semua peralatan jadi, anda tinggal memasang poros di busur,





4. Batu Api dan Baja

Teknik membuat api dengan batu api dan baja sebenarnya merupakan teknik yang cukup modern. Untuk bisa menyalakan api dengan teknik ini, anda perlu menyiapkan beberapa bahan, yaitu baja, batu api, dan char cloth (arang kain yang mudah terbakar).

Pertama, letakkan char cloth tepat diatas batu api. Kemudian gesekkan batu api dengan baja. Percikan api akan membakar char cloth. Tiup agar api sedikit membesar, kemudian letakkan char cloth yang terbakar pada rumput atau daun kering. Tiup hingga api menyala.


Char cloth biasanya akan anda dapatkan saat membeli paket batu api dan baja. Tetapi jika ingin membuat char cloth sendiri, anda bisa membuatnya dari kain katun (atau kain perca lainnya). Letakkan kain katun di dalam kaleng besi yang tutupnya sudah dilubangi. Bakar kaleng berisi katun tersebut sekitar 10 – 15 menit hingga keluar asap dari lubang kaleng. Char cloth siap untuk digunakan.





Itulah keempat cara menyalakan api tanpa korek api yang memanfaatkan gesekan sebagai sumber apinya.

Menyalakan Api dengan Lensa

Menyalakan api dengan lensa memanfaatkan titik fokus dari lensa cembung dan panas matahari yang dikumpulkannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyalakan api dengan konsep ini adalah:

5. Lensa tradisional

Untuk membuat api dengan lensa tradisional, anda memerlukan sebuah lensa cembung. Cari titik fokus terkecil dari lensa cembung tersebut saat dibawah terik matahari. Arahkan titik fokus tersebut ke bahan yang mudah terbakar, seperti rumput atau daun kering.









6. Balon atau Kondom

Yap..anda tidak salah baca. Untuk membuat api, anda juga bisa memanfaatkan balon bening atau kondom yang diisi air. Kemudian bentuk balon atau kondom berisi air tersebut menjadi sebuah bola, menyerupai bola kaca. Setelah itu cari titik fokusnya dibawah terik matahari dan arahkan ke bahan yang mudah terbakar.







7. Api dari Es

Es yang dingin-pun bisa dimanfaatkan untuk menyalakan api. Teknik ini biasa digunakan oleh orang yang berada di daerah dingin yang dipenuhi es. Es yang membeku dibentuk seperti sebuah lensa cembung, kemudian arahkan titik fokusnya dibawah terik matahari ke sekumpulan bahan yang mudah terbakar.













8. Kaleng aluminium minuman bersoda

Kaleng aluminium yang digunakan disini adalah kaleng aluminium minuman bersoda yang biasanya memiliki dasar berbentuk cekung. Disini anda memerlukan kaleng aluminium minuman bersoda serta coklat atau pasta gigi untuk mengkilapkan dasar kaleng.

Pertama, gosokkan coklat atau pasta gigi ke dasar kaleng aluminium sampai mengkilap. Proses ini memakan waktu sekitar 30 menit – 3 jam. Setelah itu cari titik api kaleng tersebut dibawah terik matahari, dan arahkan ke bahan yang mudah terbakar.


9. Baterai 9v dan Steel Wool

Steel Wool atau disebut juga wire wool adalah filamen tipis yang biasa digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu atau metal. Karena begitu tipis, steel wool sangat mudah terbakar ketika disentuhkan dengan baterai 9v.







 Itulah kesembilan cara menyalakan api tanpa korek api yang sebagian besar diantaranya bisa anda gunakan di alam liar. Menguasai teknik tersebut cukup penting bagi seorang pria, terutama jika anda adalah seorang pria adventure yang hobby berpetualang.



selamat mencobaaaa teman tema semuaaaaa :D



 

Ada 5 dasar keahlian survival yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini Saya akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan penjelasan mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasar survival tersebut, ada satu elemen terpenting di dalam survival yang harus menjadi titik perhatian, yaitu apa yang ada di antara dua telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi adalah : JANGAN PANIK, karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan pengalaman Anda hilang.

Dasar Pertama : Api

Api adalah elemen penting dalam survival, bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar. Api dapat berguna untuk sumber cahaya bagi kita ketika gelap, menyediakan kehangatan di kala dingin, menjauhkan hewan buas, memasak makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal penyelamatan dan untuk memurnikan air.

Sebelum Anda melakukan aktivitas outdoor, pastikan Anda membawa sumber api (korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal persediaan dua hari. Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan dibandingkan satu api unggun yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang sama untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu malam.

Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.

Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.

Apabila Anda kehabisan pemantik atau korek, maka Anda harus memutar otak untuk membuat api. Ada beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh, namun membutuhkan kesabaran, usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.

Beberapa teknik membuat api tanpa korek/pemantik :

1. Memantik

Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api dan diarahkan ke sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah terbakar. Jika sudah ada titik api tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,

2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

Dasar Kedua : Shelter

Shelter adalah segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas matahari, angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter pertama kita adalah tentu saja pakaian yan kita gunakan. Oleh karena itu, perhatikanlah pakaian Anda sebelum Anda melakukan petualangan kea lam. Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan pakaian yang berbeda. Upayakan untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di kala malam, menyerap keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang kuat, tidak mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.

Kemudian, baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat berteduh. Jangan membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter bagi Anda, seperti gua, batu besar, cekukan tebing, pohon besar atau lubang di tanah. Tapi ingat, pastikan :

  • Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.

  • Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.

  • Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dls

  • Shelter tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya dengan memasukkan obor ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa dikatakan bebas gas beracun.

  • Jika berteduh di bawah pohon, pastikan pohon tersebut adalah pohon yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan buah yang besar yang dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.

Namun, apabila kita tidak mendapati shelter alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik dari bahan-bahan yang kita bawa sendiri (seperti tenda, ponco, doom, dls) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti ranting, pelepah, dls). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :

  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.

  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.

  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.

  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Dasar Ketiga : Signalling

Signalling atau memberikan tanda kepada orang yang mencari kita adalah sangat penting. Tanpa melakukan hal ini, keberadaan kita akan sulit untuk bisa ditemukan. Ada bermacam cara untuk memberikan sinyal bahwa kita masih hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari api, senter, penanda dengan warna cerah, bendera, cermin, peluit dls.

Anda dapat menggunakan cermin ketika anda melihat helikopter, dan senter pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga sangat membantu. Anda dapat membuatnya dengan cara membakar material-material organik yang agak lembab. Anda juga dapat menulis kata SOS besar di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka. Intinya, Anda harus kreatif agar bisa menarik perhatian orang agar segera bisa menemukan Anda.

Dasar Keempat : Air dan Makanan

Air dan makanan adalah kebutuhan vital bagi kita. Tanpa hal ini, Anda tidak akan bisa survive atau bertahan hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan minum, terutama air, karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari tanpa air. Minumlah di saat dingin pada sore hari, dan jangan banyak melakukan aktivitas di siang hari yang terik. Jangan menunggu persediaan air Anda habis baru mencari air. Apabila Anda tidak mendapati sungai atau air tawar, maka Anda dapat melakukan hal berikut :i

  • Carilah batang-batang atau ranting pohon yang diduga menyimpan banyak air. Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan air yang didapat tapi getah beracun.

  • Gunakan scarf atau kain yang mudah menyerap air, dan sapukan pada tanaman yang banyak mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan sampai kain basah dan peras di dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.

  • Carilah lumut yang tumbuh di bagian pohon yang lembab/jarang terkena sinar matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam scarf Anda, lalu peras sampai keluar airnya.

  • Kumpulkan daun-daun yang hijau, atau tanaman yang segar, masukkan ke dalam lubang tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan tutup dengan plastik atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap dan menempel di plastic penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.

  • Jika wilayah tersebut sering hujan, segera buat penampung air dari ponco yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk, untuk menadah air hujan.

  • Jika di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak sampai mendidih dan tutup atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan uap airnya. Anda juga bisa menggunakan terik matahari dengan menampung air laut di ponco kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.

  • Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.

Jangan lupa, jika memungkinkan, pastikan Anda menyaring air yang Anda dapat dengan kain untuk memisahkan partikel-partikel padat, dan memasaknya selama kurang lebih 10 menit sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi atau penyakit. Sebab, jika Anda mengalami sakit, maka Anda akan sulit untuk bisa bertahan hidup.

Selain itu, kumpulkan makanan yang Anda yakin aman dimakan. Jangan memakan buah-buahan atau daun yang Anda tidak mengetahuinya. Sebab sangat riskan dan berbahaya sekali apabila beracun. Secara umum, daun yang aman dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak berambut, tidak berbau menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.

Dasar Kelima : First Aid (P3K)

First Aid (P3K) amatlah penting sebelum Anda melakukan petualangan. Obat-obatan penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan semisalnya adalah komponen utama yang harus Anda sediakan sebelum Anda berpetualang. Ketika Anda mengalami cedera, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah : JANGAN PANIK!!! Tetap tenang dan berfikir. Lakukan cara STOP, yaitu SIT (duduk), THINK (berfikir), OBSERVE (mengamati sekitar) dan PLAN (buat rencana). Ini adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum lainnya. Anda harus berupaya menjaga agar otak dan fikiran Anda tetap bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasar first aid pertama yang harus Anda lakukan. Setelah itu baru Anda menganalisis dan membuat ceklist, apa saja yang kira-kira Anda perlukan dan lakukan.

Inilah 5 dasar utama untuk bisa survival di alam. Jangan lupa, selain usaha, tawakkal juga sangatlah penting. Ingatlah terus bahwa hidup Anda berada di tangan Alloh, maka berdoa dan memintalah kepada-Nya, agar Anda diselamatkan.

daj lang leeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee